Cita-Cita Yang Sama Dalam 20 Tahun Terakhir (Pengalaman Kelas Inspirasi #3 Bandung)


IMG-20150212-WA0001 IMG-20150212-WA0008 IMG-20150212-WA0009 IMG-20150214-WA0002 WP_20150218_031

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpilih menjadi inspirator dalam gerakan Kelas Inspirasi tahun 2015 ini sungguh suatu hal yang menyenangkan. Mengikuti rangkaian kegiatan pada hari H-nya tanggal 18 Februari 2015 di SDN Kacapiring tempat saya ditugaskan ternyata lebih menarik lagi. Sebuah pengalaman baru bagi saya yang selama hampir 5 tahun terakhir banyak berdiri di depan kelas namun berbeda audiens dan sarana pendukung. Jika selama ini saya berhadapan dengan audiens usia dewasa yang lebih paham tentang sikap di kelas dan beragam perangkat modern seperti laptop, projector, dan beberapa software pendukung, di Kelas Inspirasi ini saya harus menghadapi audiens anak SD, papan tulis, dan kapur. Sangat menantang dan beribu hormat untuk Bapak & Ibu Guru. Jika mempersiapkan berbagai materi perkuliahan cukup dengan mengandalkan laptop, kali ini printer, gunting, cutter, dan kertas lipat ikut terlibat.

WP_20150218_008

WP_20150218_019 WP_20150218_018 WP_20150218_017 WP_20150218_013 WP_20150218_011

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

WP_20150218_010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hal yang mengagetkan bagi saya adalah cita-cita anak SD tersebut, khususnya 3 kelas yang saya masuki, ternyata masih mainstream. Setelah saya dan rekan-rekan menyampaikan profesi masing-masing di kelas serta menunjukkan beberapa profesi lain yang masih terdengar baru bagi mereka, cita-cita mereka ternyata tidak goyah. Hehehe… Mereka kebanyakan masih memilih profesi seperti dokter, polisi, pemain bola, dan tentara. Dalam kelompok kami (SDN Kacapiring) saja ada yang berprofesi sebagai graphic designer, arsitek, dokter, pengusaha online, seniman angklung, jurnalis, dosen, dan fotografer. Contoh anak muda sukses dengan profesi sebagai pengusaha distro, pemusik, peternak dan petani modern, pengembang software, dan pembuat game juga sudah banyak diberitakan media. Tapi kenapa kebanyakan cita-cita mereka masih sama dengan anak SD 20 tahun yang lalu??

Tidak ada yang salah dengan sebuah cita-cita profesi. Semua akan menghasilkan hal yang baik jika ditekuni. Pemahaman tentang beragam profesi yang bisa selaras dengan minat dan bakat, akan lebih baik jika dikenalkan dan diketahui sejak dini oleh anak-anak ini. Mengikuti pendidikan yang hanya berdasarkan pilihan banyak orang, keinginan orang tua semata, dan bukan karena passion sang anak, pasti tidak akan menghasilkan karya yang maksimal. Anak-anak perlu juga dikenalkan dengan konsep spesialisasi profesi dan perspektif global. Semakin spesialis atau spesifik bidang yang ditekuni, akan semakin banyak orang yang membutuhkan karyanya serta mampu bersaing secara global. Semoga dengan gerakan seperti Kelas Inspirasi ini, akan semakin banyak anak-anak Indonesia yang terinspirasi. Aamiin…

WP_20150218_021

IMG-20150218-WA0001WP_20150218_020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terima kasih tim SDN Kacapiring: Alem, Avie, Dita, Dodi, Gun, Irma, Riza, Nindy, Pandu, Prabowo, Ratih, Yola, Man Jasad, Aulia, Raksa, Mayang, Ihsan, Ghita. Senang berbagi dengan kalian..


Leave a Reply