Fenomena Aksesoris Ponsel : tambahan yang malah jadi kewajiban


Pemakaian ponsel semakin hari semakin memasyarakat, tidak lagi memandang tingkat ekonomi. Hal ini diperkuat dengan data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) yang mencatat lebih dari 240 juta pelanggan seluler pada akhir tahun 2011. Angka ponsel yang beredar saja sudah hampir mencapai jumlah total penduduk Indonesia, apalagi aksesoris ponsel yang biasanya dimiliki lebih dari satu jenis. Aksesoris ponsel adalah produk yang mudah diidentifikasi pada saat ini, namun pada awal 90-an ketika ponsel baru marak di Indonesia, produk aksesoris sama sekali tidak dikenali. Pemakai ponsel hanya memiliki ponsel dan chargernya, atau jika ada tambahan pun sebatas handsfree yang sepaket dalam kotak ponsel. Jadi kemana-mana, pemakai ponsel hanya membawa ponselnya semata, tidak lebih.

Seiring perkembangan, akhirnya muncul aksesoris ponsel yang beberapa malah menjadi produk wajib pemakai ponsel. Beberapa masanya sudah lewat, beberapa masih dicari orang sampai sekarang. Berikut aksesoris ponsel tersebut :

  • Penguat sinyal.

penguat sinyalAksesoris ini sangat berguna di jaman dulu ketika BTS belum banyak dan sinyal seluler masih lemah. Bahkan aksesoris ini menjadi sangat laku ketika jaringan GSM yang muncul belakangan setelah AMPS saat itu sering diplesetkan menjadi Geser Sedikit Mati.

 

 

 

  • Extra Case.

5110caseSetelah itu aksesoris yang laku keras dan jadi kewajiban pemilik ponsel untuk dimiliki adalah extra case. Kalo ga ganti case ponsel pada saat itu, kayaknya ga gaul. Hehehe.. Bahkan Nokia sengaja mengeluarkan versi yang bisa gonta-ganti case, salah satunya yaitu versi 5110 yang booming.

  • Ring tones.

Aksesoris ponsel yang juga jadi wajib adalah ring tones. Banyak toko ponsel yang menangguk untung karena menjual jasa pemasangan produk ini. Pemilik ponsel sepertinya ada yang kurang jika ring tones-nya masih yang berbunyi standar. Jasa ini kemudian menghilang sejak semakin mudahnya menghubungkan berbagai jenis ponsel dengan komputer. Maraknya penjualan jasa install ring tones kemudian diikuti dengan penjualan jasa install aplikasi.

  • Kantung ponsel.

communicatorcasing-hp-rajut_l-39967-71559

Sejak era ponsel mulai beralih ke ponsel pintar, mulai dikenal juga aksesoris yang berfungsi sebagai wadah sekaligus pelindung ponsel. Setiap pembelian ponsel pasti akan diikuti dengan pembelian kantung. Model yang paling banyak dijual adalah model yang ikut terikat dengan ikat pinggang. Bahannya ada yang dari kulit, kulit sintetis, kain, dan plastik. Leather case atau kantung ponsel berbahan kulit bahkan sempat menjadi tren seiring ponsel pintar berukuran besar – Nokia Communicator – yang tidak bisa dimasukkan ke dalam kantung celana atau baju. Pembelian kantung ini pun lumayan sering dilakukan oleh pemakai ponsel terlebih jika kantungnya mulai terlihat kusam atau jelek.

 

  • Pelindung Case.

4162080_14575971OB 5 Case Colors

Bergeser ke era 2000-an ada lagi aksesoris ponsel yang menjadi barang wajib pemilik ponsel, yaitu pelindung case. Dengan aksesoris ini, bagian luar ponsel akan terlapisi dan terlindung dari benturan. Bahannya mulai dari karet, plastik, fiber glass, titanium, atau campuran bahan-bahan tersebut. Bentuknya pun berbagai macam, ada yang mengambil bentuk karakter tokoh kartun, menyerupai coklat batangan, dan lain-lain. Belum lagi variasi warna yang juga sangat beragam. Di masa pelindung case menjadi kewajibanlah mulai banyak berdiri toko khusus aksesoris ponsel. Dulunya, aksesoris ponsel hanya bisa ditemui di toko ponsel. Adanya aksesoris ini membuat dimensi ponsel menjadi lebih besar. Akan semakin besar lagi setelah ponsel yang memakai pelindung case tersebut dimasukkan ke dalam kantung ponsel.

  • Screen Protector.

Anti-Spy-Screen-Protector-for-iPhone-IP30-Pelindung case seringkali dijual bersama screen protector. Saking takutnya harga jual ponsel turun jauh jika kelihatan pernah jatuh, screen protector ikut laku sebagai aksesoris wajib. Saat ini screen protector tidak hanya dipakai untuk melindungi permukaan screen ponsel dari goresan. Screen protector banyak juga dipakai untuk menutupi apa yang terlihat di layar ponsel dari pandangan orang sekitar. Bagi pemilik yang sering berponsel di tempat atau kendaraan umum, aksesoris ini benar-benar menjadi kebutuhan. Istilah penjualnya, screen protector anti spy, anti intip. Hahaha… Semakin banyaknya ponsel dengan layar sentuh, ikut membuat screen protector semakin laku.

 

  • Power Bank

Power-BankPengamatan menunjukkan bahwa frekuensi pemakai ponsel menggunakan aplikasi ponsel pintarnya semakin hari semakin tinggi. Ditambah adanya fitur auto update yang dimiliki berbagai aplikasi tersebut, kerja ponsel menjadi semakin berat. Hal tersebut membuat daya baterai cepat habis. Kebiasaan ngobrol via messenger, update status, foto-foto dan browsing, bisa membuat daya baterai habis kurang dari 1 hari. Sempat ada kebiasaan pemakai ponsel membeli baterai tambahan untuk mendukung pemakaian ponselnya. Ada juga yang menyiasati dengan membeli charger mobil. Tapi yang belakangan menjadi kewajiban para pemilik ponsel, adalah produk Power Bank. Konsep kerjanya seperti baterai tambahan tapi tidak perlu membongkar pasang baterai ponselnya sendiri. Power Bank dengan kepraktisannya, keberagaman kapasitas daya yang tersedia, serta jaminan keberlangsungan pemakaian ponsel, membuatnya sebagai aksesoris yang wajib dimiliki saat ini.

  • Mobile Blok Cloth.

blok clothblokket

Aksesoris ini memang baru launching, namun sangat terbuka kemungkinan menjadi booming mengingat semakin tingginya pemakaian ponsel yang cenderung tidak mengenal waktu dan kesempatan. Pemakaian ponsel yang tidak pada tempatnya itu seperti pada saat rapat, saat kumpul bersama, dan saat berkendara. Hal tersebut yang mendorong terciptanya mobile blok cloth. Produk tersebut adalah sejenis sapu tangan yang berfungsi menghilangkan sinyal. Bahkan pada salah satu sisinya tercetak kalimat yang seolah-olah memperkuat kondisi bahwa pemakainya sudah siap untuk tidak terganggu aktivitas ponsel. Well.. aksesoris ini bisa jadi sangat dibutuhkan mengingat fokusnya pemilik ponsel pada aktivitas yang sedang dijalaninya saat ini menjadi ‘barang’ yang sangat mahal.

Fenomena aksesoris ponsel ini seakan menunjukkan bahwa jika produsen ingin meningkatkan keuntungan, maka mereka harus melakukan hal-hal berikut:

  1. Ciptakan ketergantungan atas produk inti.
  2. Buat produk inti tersebut memiliki keterbatasan dan/atau tambahan fitur yang belum terpasang (atau bahkan malah kekurangan) yang secara sadar dipahami oleh konsumen.
  3. Ciptakan kebiasaan/tren yang mengharuskan konsumen membeli produk tambahan untuk dipasangkan dengan produk inti.
  4. Buat produk tambahan untuk memberikan solusi bagi poin 2 dan/atau produk yang menjadi tren (poin 3).

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa hanya dari satu produk inti saja yaitu ponsel, akhirnya bisa lahir berbagai produk tambahan/aksesoris yang “derajat”nya naik menjadi kewajiban.

 

 

Sumber gambar:


Leave a Reply