Dibalik Workshop Wirausaha Muda Mandiri 2012


Beberapa waktu lalu (11 Oktober 2012), saya mengikuti workshop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2012 yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri. Sebagai kegiatan dari sebuah program CSR yang sudah berlangsung sejak 2007, workshop kali ini (dan baru pertama kali saya ikuti) sangat meninggalkan kesan yang mendalam. Beberapa pembicara yang masih saya ingat dan presentasinya menarik bagi saya pada saat itu adalah Budi G. Sadikin (Direktur Mikro & Retail Banking Bank Mandiri), Perry Tristianto (CEO The Big Price Cut Group), dan Rene Suhardono (career coach). Dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas materi presentasi pembicara, namun penyelenggaraan dari workshopnya sendiri yang menurut saya juga menarik untuk dibahas.

Sebagai sebuah lembaga berorientasi profit, Bank Mandiri tidaklah mungkin berniat membuang-buang uang semata dari penyelenggaraaan kegiatan ini. Meskipun WMM adalah program CSR, Bank Mandiri sebagai korporasi harus tetap konsisten pada orientasi profitnya. Budi Sadikin sebagai pembicara pertama yang secara implisit mengungkapkan hal tersebut. Bagi saya hal ini adalah sah-sah saja, dan malahan memang seharusnya begini sebuah perusahaan menentukan orientasinya.

Memang ada apa dengan penyelenggaraan workshop ini?? Satu kata yang bisa mewakilinya adalah “Mewah”. Dari selembar rundown acara, kita dengan sangat mudah dapat melihat kemewahan kegiatan tersebut. Workshop tersebut diselenggarakan di Convention Center Trans Luxury Hotel yang diklaim sebagai hotel bintang 6 dan termewah di Bandung. Untuk kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.30 sampai 17.30, biaya konsumsi yang harus dikeluarkan untuk peserta bisa lebih dari Rp. 350 ribu per orang. (merujuk pada tarif full day meeting Holiday Inn Bandung yang kelasnya lebih rendah sedikit daripada Trans Luxury Hotel). Untuk sebuah paket full day meeting, di dalamnya terdapat 2 kali coffee break (pagi dan sore) serta 1 kali buffet lunch. Dengan peserta sejumlah 1000 orang ditambah sekitar 100 orang panitia (event organizer, pers, pengisi acara, dan internal Bank Mandiri), pihak Bank Mandiri harus mengeluarkan lebih dari Rp. 385 juta. Selain itu dibagikan pula makan malam yang ditaksir harganya Rp. 20 ribu/box, dengan total biaya untuk box makan malam 1100 orang adalah Rp. 22 juta. Baru dari sisi konsumsi saja, biaya yang dikeluarkan paling sedikit adalah Rp. 407 juta.

Untuk peserta, masih ada merchandise yang dibagikan dalam sebuah goody bag di setiap kursi ruangan ballroom yang terdiri dari paper notes, ballpoint, dan wrist band USB flash disk. Paket merchandise ini ditaksir seharga Rp.100 ribu. Di akhir acara, peserta mendapat ‘insentif’ lagi dengan diberikannya sebuah amplop yang berisi Rp. 100 ribu sebagai pengganti transpor. Mungkin hal ini juga yang membuat peserta tetap bertahan mengikuti acara sampai habis selain adanya door prize dan bintang tamu band Cokelat. Sehingga jika ditotal, ‘manfaat’ fisik yang diterima oleh setiap peserta paling sedikit adalah Rp. 570 ribu. Untuk door prize yang terdiri dari beberapa modem, smart phone, notebook, dan komputer tablet, diperkirakan biaya yang dikeluarkan adalah sekitar Rp. 40 juta-an.

image

Beberapa hal sebelumnya adalah taksiran komponen biaya yang langsung dinikmati oleh peserta. Selain itu terdapat pula taksiran biaya untuk hal-hal lain seperti keperluan logistik (stand pameran, backdrop di area makan, backdrop stage) kurang lebih sekitar Rp.15 juta, honor 5 pembicara yang besarannya masing-masing Rp. 10 juta, honor artis pengisi acara yaitu Penta Boyz Rp. 20 juta dan grup band Cokelat Rp. 50 juta, honor MC yang juga Puteri Indonesia, Zivanna Letisha sebesar Rp.15 juta, honor rata-rata 100 panitia sebesar Rp. 1 juta/orang, dan biaya konferensi pers sebesar Rp. 20 juta. Dengan sejumlah komponen biaya tersebut (meski hanya taksiran dan mohon maaf jika angkanya jauh dari kenyataan), total biaya yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri untuk workshop WMM di Bandung pada 11 Oktober 2012 lalu adalah sekitar Rp. 917 juta atau nyaris 1 miliar rupiah.

image

Sehingga (kembali) bisa ditaksir untuk penyelenggaraan di 5 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Makassar), workshop ini harus keluar sekitar Rp. 5 miliar. Hal ini sebenarnya tidak begitu melenceng dengan pernyataan pihak Bank Mandiri, bahwa untuk tahun 2012 sampai bulan September saja sudah menghabiskan dana bagi penyelenggaraan program WMM ini sekitar 57 miliar rupiah.

Namun demikian, pengeluaran dana yang besar sejak 2007 untuk program ini telah berbuah manis bagi Bank Mandiri. Persepsi para wirausaha muda ataupun calon wirausaha muda yang kebanyakan saat ini berstatus sebagai mahasiswa adalah Bank Mandiri sebagai bank-nya wirausaha muda. Hal ini tentunya menjadi keuntungan bagi Bank Mandiri. Karena setiap anak muda yang berorientasi wirausaha, jika berpikir untuk berhubungan dengan perbankan, yang diingatnya adalah Bank Mandiri. Diharapkan bentuk CSR seperti ini dapat ditiru oleh BUMN lain. Jangan ada lagi BUMN yang program CSR-nya (katanya) malah jadi bancakan oknum anggota DPR. Maju terus wirausaha Indonesia!!


Leave a Reply